Meski konsentrasi produksi Royal Enfield masih di India, pembukaan pabrik di Thailand adalah wujud keseriusan untuk bersaing di Pasar Asia Tenggara. Keberhasilan penjualan di Pasar Eropa menjadi keyakinan perusahaan untuk terus mengembangkan jaringannya.
Royal Enfield sendiri percaya diri dengan DNA yang jelas, Histori, Inovasi dan pilihan model yang selalu berkembang. Gaya klasik yang tak lekang oleh waktu akan terus diterima masyarakat.
Untuk memasuki pasar Asia tenggara, Royal Enfield akan fokus ke segmen menengah, yaitu model dengan kapasitas mesin 250 cc hingga 750 cc. Model-model terbaru untuk segmen menengah ini akan segera diluncurkan.
Motor Inggris yang diproduksi di India ini memang sudah memiliki kekuatan di segmen menengah. Ada 11 variasi model kelas menengah dengan mesin dua silinder, namun kapasitas mesin masih 650 cc. Ini kelas menengah kategori pasar Eropa. Tipe Interceptor 650 dan Continental GT 650 memang terbukti laku di Eropa. Tipe ini juga sepertinya yang akan dijadikan 250 cc.
Mesin dua silinder Continental
Dan biasanya jika motor dengan Platform Eropa akan membangun mesin 250 cc dengan silinder tunggal. Dan untuk masuk pasar Indonesia mesin ini kurang diterima, apalagi untuk motor batangan. Meski konsep Royal Enfield klasik, namun masuk kategori Classic Sport, dan hal ini akan kurang diterima, kecuali untuk pecinta motor klasik tersendiri.
Royal Enfield juga dikabarkan sedang membangun motor listrik. Meski bertentangan dengan DNA Royal Enfield, namun ini jadi tantangan tersendiri agar diterima pecintanya. Dan untuk membangun motor listrik yang handal tidak mudah dan butuh waktu lebih. Jadi tipe motor listrik ini mungkin tidak akan hadir dalam waktu dekat.
Royal Enfield Continental GT 650